Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, komik adalah cerita bergambar (di majalah surat
kabar,atau berbentuk buku) yang umumnya mudah dicerna dan lucu. Komik adalah
suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun
sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di
atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai
bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk
buku tersendiri.
Pada
tahun 1996, Will Eisner menerbitkan buku Graphic Storytelling, di mana ia
mendefinisikan komik sebagai "tatanan gambar dan balon kata yang
berurutan, dalam sebuah buku komik." Sebelumnya, pada tahun 1986, dalam
buku Comics and Sequential Art, Eisner mendefinisikan teknis dan struktur komik
sebagai sequential art, "susunan gambar dan kata-kata untuk menceritakan
sesuatu atau mendramatisasi suatu ide".
Menurut
Scott McCloud dalam buku Understanding Comics bahwa komik merupakan gambar yang
menyampaikan informasi atau menghasilkan respon estetik pada yang melihatnya.
Hampir seluruh teks komik tersusun dari hubungan antara gambar atau lambang
visual dan kata-kata atau lambang verbal. Gambar dalam komik merupakan
gambar-gambar statis yang berurutan yang saling berkaitan satu dengan yang lain
yang membentuk sebuah cerita.
McCloud
mengemukakan bahwa gambar-gambar yang berurutan merupakan sarana komunikasi
yang unggul. Ia dapat dipergunakan untuk menyampaikan pesan-pesan ilmiah yang
bukan merupakan cerita. Sedangkan, fungsi kata-kata dalam komik adalah untuk
menjelaskan, melengkapi, dan memperdalam penyampaian gambar dan teks secara
keseluruhan.
Kata-kata
biasanya ditampilkan dalam gelembung-gelembung atau balon-balon yang
dikreasikan sedemikian rupa sehingga serasi dengan gambar-gambar. Balon-balon
teks itu dapat berupa ujaran atau pikiran dan perasaan tokoh (teks gelembung
bicara dan gelembung pikiran), namun dapat juga berisi deskripsi singkat tentang
sesuatu. Gelembung-gelembung kata dan kata-katanya biasanya juga dikreasikan
dengan berbagai model sehingga tampak lebih kreatif dan menarik serta untuk
menirukan bunyi-bunyi nonverbal.
Komik
termasuk ke dalam sastra anak karena komik tersebut mengandung cerita-cerita
yang menarik untuk dibaca anak-anak, menurut Hurlock (1978), komik dapat
memberikan model yang dapat digunakan untuk mengembangkan kepribadian anak.
Sebagaimana halnya genre sastra anak yang lain, komik pun dapat dijadikan
sebagai sarana komunikasi, sarana untuk menyampaikan cerita, pesan, dan bahkan
sampai pada hal-hal yang berbau ilmiah sekalipun.
Ciri-ciri komik
Sebagaimana
halnya dengan buku bacaan fiksi (dalam hal tertentu juga nonfiksi). Komik
memiliki beberapa ciri-ciri, adapun cirinya antara lain hadir untuk
menyampaikan cerita. Namun, berbeda halnya dengan bacaan fiksi dan nonfiksi yang
menyampaikan cerita dengan teks verbal, komik hadir lewat gambar dan bahasa,
lewat teks verbal dan nonverbal sekaligus.
Keterkaitan antara teks verbal dan
nonverbal dalam komik sedemikian erat dan tidak dapat dipisahkan tanpa
kehilangan roh cerita. Cerita dan pesan yang ingin disampaikan juga diungkapkan
lewat gambar dan bahasa, maka gambar-gambar yang ditampilkan ke dalam bentuk
panel-panel itu mesti berurutan, yang satu hadir sesudah yang lain dan
berhubungan secara makna. Dalam cerita komik panel-panel gambar lebih dominan
daripada teks verbal, dan bahkan banyak panel gambar yang sudah berbicara tanpa
unsur bahasa atau dengan unsur bahasa yang terbatas.
a.
Bersifat Proposional
Komik
mampu membuat pembaca terlibat secara emosional dalam membaca komik. Pembaca seperti ikut berperan
dan terlibat dalam komik menjadi pelaku utama.
b.
Bahasa Percakapan
Bahasa
yang digunakan dalam komik biasanya bahasa percakapan sehari-hari,jadi pembaca
mudah mengerti dan memahami bacaan komik. Bahasa komik tidak menggunakan bahasa
yang sulit untuk dipahami pembaca.
c.
Bersifat Kepahlawanan
Umumnya
isi cerita yang ada di dalam komik, akan cenderung membuat pembaca mempunyai
rasa ataupun sikap kepahlawanan.
d.
Penggambaran Watak
Penggambaran
watak dalam komik,digambarkan secara sederhana. Penggambaran secara sederhana
dilakukan agar pembaca mudah mengerti karakteristik tokoh-tokoh yang terlibat
dalam komik tersebut.
e.
Menyediakan Humor
Humor
kasar yang tersaji dalam komik akan mudah dipahami seseorang karena memang
humor tersebut sering ada di masyarakat.
Jenis-jenis komik
Sama
halnya dengan berbagai genre sastra anak yang lain, komik juga dapat dibedakan
ke dalam beberapa kategori.
Dilihat
dari segi bentuk penampilan atau kemasan, komik dapat dibedakan menjadi 3,
yaitu :
1.
Komik strip
Merupakan
komik yang hanya terdiri dari beberapa panel gambar saja, namun dilihat dari
segi isi telah mengungkapkan sebuah gagasan yang utuh. Tentu saja karena
gambarnya hanya sedikit dan gagasan yang disampaikan juga tidak terlalu banyak,
lazimnya hanya melibatkan satu focus pembicaraan seperti tanggapan terhadap
berbagai peristiwa dan isu-isu mutakhir. Komik strip secara mudah ditemukan
dalam berbagai majalah anak dan surat kabar seperti majalah bobo dan kids
fantasi.
2.
Komik buku
Yakni
komik yang dikemas dalam bentuk buku dan satu buku biasanya menampilkan sebuah
cerita yang utuh. Komik-komik buku biasanya berseri dan satu judul buku komik
sering muncul berpuluh seri dan seperti tidak ada habisnya. Komik-komik
tersebut ada yang memang menampilkan cerita yang berkelanjutan, tetapi ada juga
yang tidak. Maksudnya, antara komik seri sebelum dan sesudah tidak ada kaitan
peristiwa dan konflik yang mempunyai sebab akibat.
3.
Komik humor dan petualangan
Komik
ini termasuk komik yang sangat digemari oleh anak-anak. Komik humor adalah komik
yang secara isi menampilkan sesuatu yang lucu yang mengandung pembaca untuk
tertawa ketika menikmati komik tersebut. Aspek kelucuan atau humor dapat
diperoleh lewat berbagai cara baik lewat gambar-gambar maupun lewat kata-kata.
Komik humor biasanya menampilkan gambar-gambar yang lucu baik dilihata dari
segi potongan, ukuran tubuh, tampang, proporsionalitas bagian-bagian tubuh
maupun bentuk-bentuk bagian tubuh yang lebih sering terlihat aneh.
Komik
petualangan adalah komik yang menampilkan cerita petualangan tokoh-tokoh cerita
dalam rangka mencari, mengejar, membela, memperjuangkan, perkelahian atau
aksi-aksi lain yang termasuk dalam aksi petualangan. Komik ini menampilkan dua
kelompok tokoh, yakni kelompok baik dan kelompok jahat, yang berseberangan memperebutkan
sesuatu atau mempertahankan prinsip-prinsip masing-masing dan hampir dipastikan
kelompok baiklah yang selalu memenangkan perkelahian itu walaupun sebelumnya
banyak terjadi kesulitan.
4.
Komik biografi dan komik ilmiah.
Komik
biografi dimaksudkan sebagai kisah hidup seorang tokoh sejarah yang ditampilkan
dalam bentuk komik. Biografi tokoh yang bersangkutan biasanya telah ditulis
dalam bentuk buku biografi yang semata-mata menggunakan lambang verbal. Komik
ini selalu berkaitan dengan aspek lain sesuai dengan ketokohan tokoh yang
dikomikkan misalnya, aspek sejarah, seni, religious, dan lain-lain.
Komik
ilmiah merupakan campuran antara narasi dan komik, dalam komik ilmiah tekanan
ada pada proses penemuan dan barang temuannya. Contoh buku campuran narasi dan
komik dalam seri penemuan yang dimaksud antara lain penemuan telepon, penemuan
televise, penemuan pesawat terbang, penemuan mobil penemuan film, dan
lain-lain. Buku tentang komik yang ditulis dengan kemasan komik Understanding
Comics (Scott McCloud) yang dirujuk pada tulisan ini tampaknya dapat
dikategorikan sebagai komik ilmiah murni karena lebih banyak berisi uraian
konseptual dan tanpa unsure biografi tokoh.
Pembagian komik berdasarkan jenis
cerita terbagi menjadi 4 macam yaitu :
1. Komik Edukasi
Komik edukasi memiliki 2 fungsi :
--> Pertama adalah fungsi hiburan
--> Kedua dapat dimanfaatkan baik
langsung maupun tidak langsung untuk
tujuan edukatif. Hal ini karena kedudukan komik yang semakin berkembang ke arah
yang baik karena masyarakat sudah menyadari nilai komersial dan nilai edukatif
yang biasa dibawanya
2. Komik Promosi (Iklan)
Komik juga mampu menumbuhkan
imajinasi yang selaras dengan dunia anak, Sehingga muncul pula komik yang
dipakai untuk keperluan promosi sebuah produk. Visualisasi komik promosi ini
biasanya menggunakan figur superhero.
3. Komik Wayang
Komik wayang berarti komik yang
bercerita tentang cerita wayang, yaitu Mahabharata yang menceritakan perang
besar antara Kurawa dan Pandawa maupun cerita Ramayana yang bercerita tentang
penculikan Dewi Shinta. Komik jenis ini di Indonesia muncul di tahun 60-70-an
dengan beberapa komik yang mengawali masa ini yaitu; Lahirnya Gatotkatja (Keng
Po), Raden Palasara karya Johnlo, Mahabharata karya R.A Kosasih yang sangat
terkenal terbitan melodi dari Bandung.
4. Komik Silat
Komik silat sangatlah popular, karena
tema-tema silat yang didominasi oleh adegan laga atau pertarungan sampai saat
ini masih menjadi idola. Misalkan Jepang dengan ninja dan samurainya atau China
dengan kungfunya. Sebut saja Naruto.
Macam-macam komik lainnya, yaitu:
1. Komik Kartun/ Karikatur
Dimana komik yang isinya hanya berupa
satu tampilan, komik ini di dalamnya berisi beberapa gambar tokoh yang
digabungkan dengan tulisan- tulisan. Tujuan komik ini biasanya mengandung unsur
kritikan, sindiran, dan humor. Sehingga dari gambar(kartun/tokoh) dan tulisan
tersebut mampu memberikan sebuah arti yang jelas sehingga pembaca dapat
memahami maksud dan tujuannya dari komik tersebut.
2. Komik Potongan
Komik potongan adalah
penggalan-penggalan gambar yang di gabungkan menjadi satu bagian / sebuah alur
cerita pendek (cerpen). Tetapi isi dari
ceritanya tidak harus selesai disitu bahkan ceritanya bisa di buat bersambung
dan di buat sambungan ceritanya lagi. Komik ini biasanya terdiri dari 3-6 panel
bahkan lebih. Komik Potongan (Comic Strip) ini biasanya disodorkan dalam
tampilan harian atau mingguan di sebuah surat kabar, majalah maupun
tabloid/buletin. Penyajian komik potongan ini ceritanya juga dapat berisi cerita yang humor, cerita
yang serius dan asik untuk dibaca setiap episodenya hingga tamat ceritanya.
3. Komik Tahunan
Komik ini biasanya terbit setiap satu
bulan sekali bahkan bisa juga satu tahun sekali. Penerbit biasanya akan
menerbitkan buku-buku komik baik itu cerita putus maupun serial putus.
4. Komik Online (Web Online)
Selain media cetak, adapula media
online. Dengan adanya media Internet jangkauan pembacanya bisa lebih luas
daripada media cetak. Komik Online lebih menguntungkan daripada komik media
cetak, karena dengan biaya yang sangat relatif lebih murah kita bisa menyebar
luaskan komik yang bisa dibaca siapa saja.
5. Buku Komik
Buku komik adalah suatu cerita yang
berisikan gambar- gambar, tulisan, dan cerita yang dikemas dalam sebuah buku.
Buku komik ini sering kita jumpai bahkan mungkin sering kita baca. Buku komik
sering disebut sebagai komik cerita pendek, yang biasanya di dalam komik ini
berisikan 32 halaman tetapi ada juga komik yang berisi 48 halaman dan 64
halaman. Komik ini biasanya berisikan cerita lucu, cerita cinta (cerita
remaja), superhero (pahlawan).
Posisi komik dalam seni rupa
Komik
menurut Laccasin (1971) dan koleganya dinobatkan sebagai seni ke-sembilan.
Walaupun sesungguhnya ini hanya sebuah simbolisasi penerimaan komik ke dalam
ruang wacana senirupa. Bukanlah hal yang dianggap penting siapa atau apa saja
seni yang kesatu sampai kedelapan.
Menurut
sejarahnya sekitar tahun 1920-an, Ricciotto Canudo pendiri Club DES Amis du
Septième Art, salah satu klub sinema Paris yang awal, seorang teoritikus film
dan penyair dari Italia inilah yang mengutarakan urutan 7 kesenian di salah
satu penerbitan klub tersebut tahun 1923-an. Kemudian pada tahun 1964 Claude
Beylie menambahkan televisi sebagai yang kedelapan, dan komik berada tepat
dibawahnya, seni kesembilan.
Thierry
Groensteen, teoritikus dan pengamat komik Perancis yang menerbitkan buku kajian
komiknya pada tahun 1999 berjudul "Système de la bande dessinée (Formes
sémiotiques)" yang akan terbit tahun 2007 menjadi "The System of
Comics". Ia berbicara definisi seni kesembilan dalam pengantar edisi
pertama majalah "9e Art" di Perancis. Menurutnya, yang pertama kali
memperkenalkan istilah itu adalah Claude Beylie. Dia menulis judul artikel,
"La bande dessinee est-elle un art?", dan seni kesembilan itu disebut
pada seri kedua dari lima artikel di majalah "Lettres et Medecins",
yang terbit sepanjang Januari sampai September 1964.
Baru
kemudian pada tahun 1971, F. Laccasin mencantumkan komik sebagai seni kesembilan
di majalah "Pour un neuvieme art", sebagaimana yang dikutip oleh
Marcel Boneff pada 1972 di dalam Komik Indonesia .
Sumber :