image1 image2 image3

HELLO I'M SHIDQI|WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|I LOVE TO DO CREATIVE THINGS|I WANT TO BE PROFESSIONAL WEB DEVELOPER

Apa Itu Cinta?

Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut.

Contohnya adalah pria/laki-laki yang mencintai wanita/perempuan. Contoh Bapak Iwan sebagai laki-laki, mencintai Mama Iwan sebagai perempuan.
Cinta juga berarti menyukai atau suka terhadap suatu objek baik itu objek nyata, mau pun tidak nyata.

Meskipun cinta bisa dimengerti dari berbagai sudut pandang, mulai dari kebutuhan kita untuk bertahan hidup, hingga tafsiran para filsuf, tapi dalam bidang neuroscience, cinta itu terbentuk, karena adanya zat kimia, yang dalam tanda kutip “membanjiri” otak kita.

Saat sedang menyukai orang lain, sebuah bagian otak kita yang bernama hypothalamus, aktif memproduksi lebih banyak hormon oxytocin, yaitu hormon yang membuat perasaan stres berkurang. Serta, selain itu juga, diproduksi hormon vasopressin, sebuah hormon yang mengatur tekanan darah kita.

Kedua hormon ini kemudian mengalir dalam sirkulasi otak, dan dalam tanda kutip “merangsang” hypothalamus untuk aktif memproduksi dopamine, sebuah senyawa, yang dapat membuat pikiran kita tidak bisa lepas dari orang yang kita suka. Dan yang akhirnya juga membuat seakan dunia hanya milik berdua saja.

“Tapi kenapa kalo diputusin cinta jadi sedih!?”

Kita menjadi sedih kalau diputusin karena adanya konflik dalam otak kita. Meski sebuah hubungan telah berakhir, otak kita terus aktif memproduksi senyawa dopamine, yang membuat kita terus termotivasi untuk tidak lepas dari orang yang kita sukai.

Di sisi lain, bagian otak kita yang bernama orbital frontal cortex yang mengatur emosi dan kontrol diri kita, ikut ter-aktifkan, dan berusaha mengambil kontrol otak kita, untuk melupakannya. Akibatnya, terjadi konflik di otak kita, dimana di satu sisi, kita ingin melupakan orang yang kita sukai, tetapi di sisi lain, kita tidak bisa melupakannya, karena terus adanya motivasi dalam otak kita. Dan tentu saja, itu semua berujung menjadi kesedihan.

Seperti banyak jenis kekasih, ada banyak jenis cinta. Cinta berada di seluruh semua kebudayaan manusia. Oleh karena perbedaan kebudayaan ini, maka pendefinisian dari cinta pun sulit ditetapkan.

Ekspresi cinta dapat termasuk cinta kepada 'jiwa' atau pikiran, cinta hukum dan organisasi, cinta badan, cinta alam, cinta makanan, cinta uang, cinta belajar, cinta kuasa, cinta keterkenalan, dan lain-lain. Cinta lebih berarah ke konsep abstrak, lebih mudah dialami daripada dijelaskan.

Cinta kasih yang sudah ada perlu selalu dijaga agar dapat dipertahankan keindahannya

Menariknya, cinta buta, seperti yang sering kita dengar, adalah hal yang nyata. Saat berbagai zat kimia dalam tanda kutip “membanjiri” otak kita, jalur neural negatif yang menghubungkan nucleus accumbens menuju amygdala dalam otak kita, menjadi ter-nonaktifkan. Padahal, jalur neural inilah yang membuat kita biasanya dapat menilai buruknya sesuatu. Hal inilah yang membuat kita tidak pernah menilai buruk orang yang kita suka atau cinta buta.

Sumber :



Share this:

CONVERSATION

0 comments :

Post a Comment